Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) adalah satu set aturan standar
komunikasi data yang digunakan dalam proses transfer
data dari satu komputer ke komputer lain di jaringan komputer tanpa
melihat perbedaan jenis hardware.
Protokol TCP/IP dikembangkan dalam riset pertama kali oleh Defense Advanced Research Projects Agency
(DARPA) di Amerika Serikat dan paling banyak digunakan saat ini
yang implementasinya dalam bentuk perangkat lunak (software) di system operasi. Protokol TCP/IP
dikembangkan dalam riset pertama kali oleh Defense
Advanced Research Projects Agency (DARPA) di Amerika Serikat dan
paling banyak digunakan saat ini yang implementasinya dalam bentuk perangkat
lunak (software) di
system operasi.
1. Network Access Layer
Bertanggung
jawab mengirim dan menerima data dari dan ke media fisik. Tiap protokol pada
layer ini harus mampu menerjemahkan sinyal listrik menjadi data digital yang
dimengerti komputer, ethernet,
token ring, dan dial-up modem yang berjalan
di atas Public Switched
Telephone Network (PSTN), Integrated
Services Digitel Network (ISDN), serta Asynchronus Transfer Mode (ATM).
2. Internet Layer
Bertanggungjawab
dalam proses pengiriman paket ke alamat yang tepat. Ada beberapa macam protokol
di dalamnya, misalnya Internet
Protocol (IP), Address
Resolution Protocol (ARP), dan Internet
Control Message Protocol (ICMP) .
3. Host to Host Layer
Bertanggung
jawab untuk mengadakan komunikasi antara dua host/komputer.
Ada dua macam protokol didalamnya, yaitu Transmission
Control Protocol (TCP) dan User
Datagram Protocol (UDP ).
4. Application Layer
Bertanggung
jawab untuk menampilkan semua aplikasi yang menggunakan protocol TCP/IP.
Sebagai contoh adalah Hypertext
Transfer Protocol (HTTP),
File Transfer Protocol
(FTP), dan Telnet.
Berikut ini perbandingan referensi lapisan-lapisan layer model Open Sistem Interconnection (OSI)
dengan layer model sistem operasi Linux yang digunakan di penelitian ini.
Protokol TCP dan UDP
Protokol TCP/IP memiliki standar segmen
yang didefinisikan dalam beberapa bagian berikut:
Ë Source Port 16 bit angka yang menunjukkan port asal.
Ë Destination Port 16 bit angka yang menunjukkan port tujuan.
Ë Sequence Number 32 bit angka yang digunakan untuk
memastikan urutan yang benar dari data yang datang.
Ë Acknowledgment Number 4 bit untuk menandakan koneksi yang
berhasil.
Ë Data Offset 32 bit indikasi data pertama.
Ë Reserved 6 bit diset 0.
Ë Control Bit 6 bit untuk URG, ACK, PSH, RST, SYN, FIN.
Ë Window 16 bit angka dari oktet yang diterima
oleh pengirim.
Ë Checksum 16 bit checksum yang telah dikalkulasi
dari Field header dan
data.
Ë Urgent Pointer 16 bit mengindikasikan akhir dari data
yang penting.
Ë Option variable bit maximum TCP segment size.
Ë Padding variable bit memenuhi panjang header
merupakan kelipatan 32 bit.
Ë Data data dari protokol lapis atas.
TCP dan UDP menggunakan nomor port (atau soket) untuk melewatkan
informasi ke lapis yang lebih atas. Nomor port
digunakan untuk membedakan aplikasi yang berbeda yang melewati
jaringan pada saat yang bersamaan. Pengembang software aplikasi telah sepakat untuk
menggunakan nomor-nomor port yang
didefinisikan dalam RFC 1700 dan RFC 3232. Suatu komunikasi yang tidak
melibatkan suatu aplikasi dengan nomor port
yang sudah dikenal, akan diberikan nomor-nomor port yang diambil secara
random dari suatu rentang tertentu. Nomor-nomor port ini digunakan sebagai alamat sumber dan
tujuan dalam segmen TCP. Sesuai dengan RFC 2990 dan rekomendasi ITU E.800 pada
tahun 1994 memberikan definisi QoS sebagai suatu kumpulan dari pengaruh
performansi layanan yang menentukan tingkat kepuasan dari user terhadap suatu layanan.
Sesuai dengan tujuan QoS, administrator dapat memberikan prioritas trafik
tertentu. Suatu jaringan, mungkin saja terdiri dari satu atau beberapa
teknologi data link layer yang
mampu diimplementasikan QoS sesuai karakteristik teknologinya, misalnya: Frame
Relay, Ethernet, Token Ring, Point-to-Point Protocol (PPP).
Sebuah jaringan dengan QoS-enabled dapat dibuat dengan
beberapa teknologi yang
berbeda.
Teknologi tersebut juga dibangun pada model QoS yang berbeda. Sebuah
model
QoS terdiri dari beberapa aspek berikut ini:
a.
Scope menetapkan
jarak logic dimana
sebuah model layanan disediakan.
b.
Granularity menetapkan
satuan terkecil yang diperlakukan oleh sebuah model layanan.
c.
Time scale menetapkan
sifat granularity dalam
satuan waktu dimana sebuah model layanan disediakan.
d.
Control model menetapkan
entity yang
mengambil kontrol terhadap jaringan dan bagaimana cara melakukannya. Sebagai
contoh adalah kontrol yang dapat dilakukan pada jaringan atau end-system.
Sedangkan salah satu model QoS yang dapat
diaplikasikan adalah packet
scheduling
atau
disiplin antrian atau penjadwalan paket.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar